Semua insan memiliki kepintaran berbeda-beda. Ada yang menyandang kecerdasan dengan skor IQ (Intelligence Quotient) tinggi. Biasanya mereka yang mempunyai IQ di atas rata-rata dapat mengerjakan hal yang luar biasa. Salah satunya BJ Habibie.
IQ tinggi bisa diraih dengan proses pembelajaran https://sbobet.capital/. Ada pula yang menemukan karunia tersebut semenjak dari lahir. Sebab itu melulu ada sejumlah orang saja di dunia ini yang mempunyai skor IQ menjangkau di atas 140. Skor sebanyak tersebut dikategorikan sebagai genius.
Berikut figur yang mempunyai IQ tinggi tersebut:
Bacharuddin Jusuf Habibie
Di Indonesia, satu-satunya yang mempunyai IQ tinggi dengan skor 200 ialah Presiden ke-3 Indonesia Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. IQ Bapak Teknologi Indonesia tersebut melebihi IQ Albert Einstein sebesar 160.
IQ yang didapat Habibie tak hadir begitu saja. Perjalanan menuntut ilmunya panjang, mulai dari tingkat sekolah ke kiat mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung, kini Institut Teknologi Bandung pada 1954.
Kemudian melanjutkan studi kiat penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat. Dalam kurun masa-masa 1955–1965 itu, Habibie menerima gelar diploma kiat pada 1960 dan gelar doktor kiat pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Jenjang karier lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan tersebut dibuka dari perusahaan penerbangan di Hamburg, Jerman, Messerschmitt-Bolkow-Blohm.
Habibie diketahui penemu crack theory pesawat terbang. Ayah dua anak ini pun eksekutor andal. Dia membidani kelahiran sederet industri strategis Indonesia, laksana Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang mempunyai nama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT PAL Indonesia, PT PINDAD, dan lainnya.
William James Sidis
Dijuluki sebagai orang sangat genius yang pernah hidup di muka bumi. James Sidis terbilang jarang sekali terekspos dari pemberitaan. Mungkin tidak sedikit juga yang tidak memahami tentang dia.
Bibit genius lelaki kelahiran New York, Amerika Serikat (AS) ini sudah terlihat semenjak usia 18 bulan. Pada usia itu dia sudah menyimak tulisan sekelas New York Times.
Genap berumur 8 tahun, Sidis telah menguasai 8 bahasa, yaitu Latin, Inggris, Jerman, Francis, Yunani, Armenia, Turki dan Yahudi. Di tahun yang sama, Sidis telah menyelesaikan sejumlah tulisan mengenai anatomi tubuh insan dan astronomi. Bahkan menulis kitab The Book Of Vendergood.
Sidis mempunyai IQ dengan skor antara 250-300 dan menguasai sejumlah 200 bahasa di dunia. Dia pun disebut, memiliki kemahiran menguasai aneka bahasa dalam kurun masa-masa satu hari.
Tak melulu itu, di umur 16 tahun, Sidis lulus sarjana matematika dengan predikat cum laude. Bahkan di kabarkan Sidis bisa memprediksi peluang kemenangan pada permainan slot online. Namun, sidis tetap memilih menjadi orang yang menyembunyikan kemampuannya.
Terence Tao
Memiliki skor IQ antara 230-240, Terence Tao dapat dikatakan sebagai seorang anak ajaib. Julukan tersebut senada dengan perkataan peneliti edukasi Miraca Gross saat meneliti mengenai anak berbakat.
Berdasarkan keterangan dari Smithsonian Magazine, bocah yang bermunculan 17 Juli 1975 di Australia dan diagungkan di Shanghai ini dapat mengerjakan aritmatika dasar pada umur 2 tahun. Di samping cerdas berbahasa Inggris, Tao pun pandai berkata bahasa Kanton, namun tidak dapat mencatat dalam bahasa China.
Pada umur 9 tahun, Tao memamerkan kemampuannya dengan belajar matematika tingkat universitas. Dia menjadi satu dari dua anak, di samping Lenhard Ng, yang dapat mendapatkan skor tinggi dikomparasikan anak umur 8 tahun yakni 700. Tao meraih skor 760 dalam studi Johns Hopkins tentang matematika tingkat universitas.
Tao pun peserta termuda dalam Olimpiade Matematika Internasional pada tahun 1986, 1987, dan 1988. Dia bocah umur 10 tahun kesatu dan termuda yang meraih medali perunggu, perak, dan emas dalam persaingan tersebut.
Prestasi yang diraih Tao dalam ilmu pengetahuan berturut-turut, di antaranya mulai Penghargaan Internasional Raja Faisal pada 2010. Dua tahun berlalu, dia meraih Penghargaan Crafoord di bidang matematika dari Royal Swedish Academy of Sciences.
Pada tahun 2012, dia pulang menerima penghargaan dari Simon Foundation dan pada 2013 Tao telah mengeluarkan lebih dari 250 makalah riset dan 17 buku.